Kabar Prestasi - Di era yang ditandai dengan kebutuhan mendesak akan solusi inovatif untuk tantangan ekonomi global, Abdullah Haidar, seorang sarjana muda berbakat dari Banten dan mahasiswa Magister Ekonomi Islam di Tazkia Islamic University College, Indonesia, telah membuat kemajuan signifikan. Penelitiannya yang terobosan, "Model Pembiayaan Berkelanjutan Berbasis Wakaf: Sebuah Konsep Alternatif untuk Investasi Energi Baru Terbarukan di Indonesia," baru-baru ini dipresentasikan di Konferensi Internasional Ekonomi dan Keuangan Islam ke-15 (ICIEF) yang prestisius, yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, dari 20 hingga 22 Februari 2024.

Konferensi tersebut, yang diselenggarakan oleh Kulliyyah Ekonomi dan Ilmu Manajemen (KENMS) dari Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM), berfungsi sebagai forum penting hampir lima dekade setelah Konferensi Internasional Ekonomi Islam pertama di Makkah al-Mukarramah pada tahun 1976. Pertemuan ini menekankan evolusi disiplin tersebut dan potensinya untuk mengatasi krisis keuangan, ekonomi, dan lingkungan kontemporer.

ICIEF ke-15 ini diikuti oleh lebih dari 100 peneliti dari seluruh dunia, termasuk perwakilan dari Malaysia, Inggris, Jerman, Pakistan, Belanda, Bangladesh, Amerika Serikat, Kamboja, Thailand, Nigeria, dan banyak lagi, menandai keberagaman dan kolaborasi internasional dalam memajukan ekonomi dan keuangan Islam.

Partisipasi dan presentasi Haidar di ICIEF ke-15, yang sepenuhnya didanai karena penelitiannya yang luar biasa, menyoroti peran kritis ekonomi dan keuangan Islam (IEF) dalam mendorong kebijakan dan praktik ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi. Studinya tentang model pembiayaan berbasis Wakaf untuk investasi energi terbarukan di Indonesia menawarkan pendekatan baru dalam memanfaatkan prinsip filantropi Islam untuk mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.

ICIEF ke-15, dengan tema ‘Mendorong Agenda untuk Ekonomi Manusia yang Berkelanjutan’, mengumpulkan berbagai peserta, termasuk pembuat kebijakan seperti Perdana Menteri Malaysia YAB Dato' Seri Anwar Bin Ibrahim dan Menteri Pendidikan Tinggi YB Dato' Seri Diraja Dr. Zambry Bin Abdul Kadir, profesional industri, akademisi, dan siswa. Konferensi tersebut menyoroti urgensi memanfaatkan IEF di tengah pandemi COVID-19, ketidakstabilan keuangan, dan tantangan perubahan iklim.

Presentasi penelitian Abdullah Haidar tidak hanya berkontribusi pada diskusi akademis tetapi juga sejalan dengan tujuan konferensi untuk mengembangkan kerangka ekonomi Islam yang responsif dan akuntabel. Karyanya merupakan contoh potensi peneliti muda untuk berkontribusi pada dialog global tentang keuangan berkelanjutan, menggunakan prinsip ekonomi Islam untuk mengusulkan solusi inovatif bagi tantangan paling mendesak di dunia.

Suksesnya ICIEF ke-15 dan kontribusi para sarjana (seperti Haidar sangat penting dalam memajukan agenda untuk ekonomi global yang berkelanjutan dan adil. Dengan mengintegrasikan dasar teori ekonomi Islam dengan aplikasi praktis, konferensi ini telah menetapkan patokan baru untuk diskursus dan penelitian masa depan di bidang tersebut, membuka jalan bagi sistem ekonomi global yang lebih berkelanjutan dan manusiawi. Kontribusi dari berbagai negara menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan global saat ini.

(Red/Yoga) 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama