KabarPrestasi.Com - Kelompok 21 Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) menutup rangkaian kegiatan mereka dengan menyelenggarakan Puncak Penghargaan Literasi Tahap Desa (PELITA DESA) di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kobong Baca Insan Cita, Kampung Babakan, Kelurahan Pagerbatu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang, Banten (03/08/2025).

Selama satu bulan penuh, para mahasiswa mengabdikan diri dalam program penguatan literasi masyarakat. Mereka menyelenggarakan kelas membaca, pendampingan belajar, hingga kegiatan kreatif berbasis komunitas, seperti lomba cerdas mengulas buku, menulis cerita berbasis isi buku bacaan, membuat proyek berbasis isi buku bacaan dalam bentuk poster, mewarnai dan pameran karya anak-anak.

Kegiatan ini menjadi penanda kuat akan peran generasi muda dalam memupuk budaya literasi di akar rumput. Tak hanya menyasar anak-anak, kegiatan ini juga membangun jejaring sosial dengan warga sekitar, membentuk ruang belajar yang lebih inklusif dan memberdayakan.

“TBM Kobong Baca Insan Cita yang kami kelola bukan sekadar tempat membaca. Ini adalah ruang aman, ruang dialog, dan ruang tumbuh bagi anak-anak di kampung halaman,” ujar Saepul Anwar, pegiat sekaligus pengelola TBM Kobong Baca Insan Cita pada Minggu (3/8/2025). 

Menurutnya, literasi yang sejati harus membentuk kepekaan sosial. Ia menegaskan bahwa literasi bukan hanya membaca teks, tetapi juga membaca diri, membaca zaman, dan memahami realitas sosial. Literasi yang memerdekakan adalah literasi yang menumbuhkan karakter kritis dan empati.

Ketua KKM Kelompok 21, Haikal, mengungkapkan bahwa pengalaman selama berada di tengah masyarakat membuka perspektif baru tentang makna pengabdian. “Kami tidak hanya mengajar, tapi juga belajar banyak hal dari warga dan anak-anak di sini. Semangat mereka sungguh luar biasa,” tutur Haikal, Minggu (3/8/2025).

Salah satu program unggulan, PELITA DESA (Penghargaan Literasi Tahap Desa), menjadi medium apresiasi atas antusiasme peserta. Steven Daniel, anggota KKM Kelompok 21 menyampaikan, ketika anak-anak melihat karya mereka dipamerkan, rasa percaya diri mereka meningkat. Baginya, literasi menjadi pengalaman yang membahagiakan dan membentuk karakter.

Selain itu, dampak positif juga dirasakan oleh warga, Reni, orang tua yang aktif mengikuti kegiatan anak-anaknya. Ia menilai keberadaan mahasiswa membawa angin segar dalam aktivitas belajar.

“Anak-anak jadi lebih rajin membaca, lebih semangat belajar. Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini,” ujar Reni pada Minggu (3/8/2025). 

Hal serupa pun disampaikan oleh Maulida, siswi kelas 6 SDN Pagerbatu 4, yang antusias mengikuti lomba mewarnai dan membuat poster.

“Aku senang ikut kegiatan ini. Aku jadi suka baca buku cerita dan senang gambarku dipajang,” ucap Maulida, Minggu (3/8/2025).


Dosen Pembimbing Lapangan KKM Kelompok 21, Tresna Galih Sukma Suryana, menyampaikan apresiasinya terhadap dedikasi mahasiswa dan mitra TBM dalam membangun budaya literasi masyarakat.

“Literasi adalah fondasi pembangunan manusia dan bangsa. Kegiatan ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang partisipatif dan kontekstual, semangat belajar dapat tumbuh dari desa. Ini bukan hanya pengabdian, tapi juga praktik pembelajaran transformasional bagi mahasiswa,” ujar Tresna pada Minggu (3/8/2025).

Ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara kampus, komunitas, dan warga dalam membangun ekosistem literasi yang berkelanjutan.

Dengan mengusung semangat dari kampus untuk desa, dari desa untuk masa depan, kegiatan ini menjadi refleksi dari nilai-nilai tri dharma perguruan tinggi, khususnya dalam hal pengabdian masyarakat yang berdampak nyata. 

Gerakan literasi transformatif di TBM Kobong Baca Insan Cita telah menjadi mercusuar inspirasi bahwa pendidikan berkualitas bukanlah privilese eksklusif, melainkan hak fundamental yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat melalui pendekatan yang tepat dan komitmen yang tulus. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama